Sabtu, 04 Februari 2012

kawah ijen
KAWAH IJEN

Kawah Ijen, Bondowoso, Jawa Timur, dengan ketinggian 2386 m dpl, secara geografis terletak 8.058 LS, 114.242 BT. Ketinggian danau kawah mencapai 2145 m dpl. Gunung ini secara administratif terletak di kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso.
kawah ijen


batas kabupaten Banyuwangi-Bondowoso
perjalanan

Minggu, 29 Januari 2012

 Budidaya Sansevieria
San. All Night (manggis 419)
Sebagai tanaman hias sansevieria sangat mudah dirawat, tidak membutuhkan banyak lahan, dan dapat berfungsi sebagai penyerap polutan. Ketiganya adalah sifat utama sansevieria yang memenuhi kriteria terhadap tuntutan masyarakat yang semakin sibuk, tak punya lahan yang luas, serta sarat dengan polusi.
Alasan kenapa tanaman ini mempunyai banyak ragam adalah karena perbanyakan yang dilakukan pada tanaman ini tidak selalu menghasilkan jenis yang sama dengan induknya. Kecantikan sansevieria ditunjukkan dari ragam jenis, bentuk, ukuran, dan warna daun. Ragam jenis yang ada di alam tidak hanya diperoleh dari persilangan tanaman tetapi juga karena mutasi. Tanaman ini mudah mengalami mutasi, bahkan saat dilakukan pengembangbiakan melalui stek daun, yang seharusnya anakan akan seperti induknya namun pada sansevieria akan sering terjadi mutasi sehingga anaknya berbeda dengan induknya. Selain itu keistimewaanya adalah ada berbagai ukuran daun baik yang besar, kecil, bentuk memanjang atau pendek, melebar atau membulat juga corak warna yang juga beragam.
Daya tarik lainnya adalah mampu tumbuh di naungan yang sangat minim cahaya dan pada tempat yang mendapat cahaya penuh. Tetap tumbuh pada kondisi kering sehingga jika beberapa hari tidak disiram pun tanaman ini masih mampu tumbuh. Pembudadayaanya pun sangat sederhana dan mudah.
7 (tujuh) syarat yang harus dimiliki tanaman agar menjadi tren dan diterima 
S. Silver Blue (Manggis 419)
   cantik, variasi bentuk beragam, variasi warna tinggi, perawatan mudah, tingkat perbanyakan sedang, pertumbuhan lambat, serta bersifat anti polutan dan anti radiasi
sejalan dengan penelitian NASA yang menyebutkan sansevieria mampu menyerap 107 polutan udara. Jadi semua sayarat untuk jadi tren terpenuhi oleh sansevieria. Tanaman ini mempunyai jalur metabolisme CAM (Crasulaceaen Acid Metabolism), dimana di malam hari penyerapan oksigen sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernafasan manusia.
Bertambahnya variasi penampilan dan karakter sansevieria juga banyak dipengaruhi karena adanya mutasi dari spesies yang sama sehingga menampilkan bentuk, ukuran, dan warna daun yang berbeda. Mutasi dapat terjadi akibat perbanyakan melalui stek daun dan karena adanya pengaruh dari factor lingkungan seperti tingkat kesuburan tanah, suhu, dan pengaruh cahaya. Sinar matahari memiliki spectrum yang beragam berdasarkan panjang gelombang elektromagnetik, salah satunya adalah sinar X dan gamma yang bergelombang pendek. Keduanya merupakan radiasi pengion yang dapat melepas energi (ionisasi) ketika melewati atau menembus materi. Proses ionisasi itu terjadi dalam jaringan tanaman sehingga menyebabkan perubahan sel, genom, kromosom, dan DNA atau gen. Perubahan ini disebut mutasi, hanya saja intensitas sinar X dan gamma dalam sinar matahari sangat rendah sehingga mutasi di alam sangat lamban. Mutasi juga dapat terjadi dengan menginduksi mutagen yang berasal dari bahan-bahan kimia yang ditransfer ke molekul lain yang memiliki kepadatan electron yang cukup tinggi sehingga struktur DNA pada tanaman berubah. Meski demikian adakalanya tanaman mutasi kembali normal apabila dikembangbiakan secara generatif. Walaupun mengalami mutasi, tanaman mutan tetap menyimpan gen normal. Pada generasi tertentu gen normal itu berpeluang muncul kembali. Mutasi akan bertahan bila bagian tanaman yang mengalami mutasi diisolasi dan diperbanyak dengan kultur jaringan.
Kesamaan sosok sansevieria pada jenis-jenis tertentu mudah mengecoh. Perbedaan fisik meskipun hanya sedikit kadang jadi alasan untuk menaikkan harga dengan memberi nama baru. Penamaan yang tidak mengacu pada sumber yang benar akan membuat tanaman ini mempunyai dua nama. Kerancuan ini dapat terjadi karena tanaman kurang cocok dengan lingkungan yang baru sehingga penampilannya berubah. Sansevieria mudah berubah bentuk, penampilan baru ini kerap stabil sehingga nama barunya menjadi paten.Sansevieria trifasciata yang merupakan spesies, paling banyak menghasilkan varian-varian baru karena adanya penyimpangan, menghasilkan kurang lebih 60 varian. Sementara yang termasuk kedalam sansevieria species ada lebih dari 140 jenis.

SYARAT TUMBUH
Sansevieria memerlukan media dan udara yang tidak lembab, suhu optimal siang hari 24-29?C dan malam hari 18-21?C, serta tumbuh ideal dengan pencahayaan penuh meski tetap tumbuh jika cahaya kurang
.
MEDIA
Pemilihan media dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu ketinggian tempat, ketersediaan bahan, dan iklim. Syarat utama media untuk sansevieria adalah porous. Adapun alternative pilihan adalah sebagai berikut :
1. Pasir malang : tanah : pupuk organic : bahan organik (arang sekam, cocopeat atau cacahan pakis) 2 :1 : 1 : 1
2. Pasir malang : sekam bakar 2 : 1
3. Sekam bakar : pasir malang : pupuk kandang 1 : 1 : 1 atau 1 : 2 : 1
4. Sekam bakar : pasir malang : pakis 2 : 1 : 1

PEMUPUKAN
Pemupukan yang paling tepat adalah menggunakan pupuk majemuk yang bersifat slow release. Pupuk ini berbentuk butiran dengan cara pemberian ditebar di permukaan media. Karena sansevieria merupakan tanamana hias daun maka kandungan N yang tinggi sangat diperlukan. Pemberian pupuk adalah 2-3 bulan sekali. Dapat ditambahkan pula pupuk daun atau pupuk cair lengkap yang merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsure makro dan mikro yang diaplikasikan melalui daun 2-4 minggu sekali.

PENYIRAMAN
Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kelembaban media. Pada musim kemarau cukup 2-3 hari sekali.

HAMA PENYAKIT
Hama yang sering menyerang adalah ulat, siput telanjang, dan trips. Penyakit yang sering menyerang antara lain jamur Aspergillus niger yang menyebabkan busuk rimpang, bakteri Erwinia carotovora yang menyebabkan busuk basah, jamur Fusarium moniliforme yang menyebabkan busuk daun, jamur Sclerotium rolfsii yang menyebabkan bercak kering, dan nematoda Meloidogyne spp yang menyerang perakaran sansevieria. Pengendalian yang dilakukan dapat secara preventif, kuratif ataupun kimiawi tergantung seberapa berat serangan yang terjadi.

PERAWATAN SANSEVIERIA VARIEGATA
Sansevieria variegata lebih lemah dibanding yng normal karena jumlah kloroplas tanaman variegata lebih sedikit, sehingga penyerapan cahaya matahari tidak optimal. Bila persentase variegata cenderung mendominasi maka kebutuhan cahaya ikut berkurang, bila berlebih maka bagian variegata akan terbakar, maka mutlak diperlukan jaring peneduh misal shading net 50-60%. Tanaman sebaiknya ditanam pada media 100% pasir dan diberikan pupuk seimbang yang bersifat slow release yang dicampur kedalam media.
s. masoniana Mini Var
PEMASUNGAN SANSEVIERIA
Untuk sansevieria yang berdaun tebal dan panjang, arah pertumbuhannya sering tidak beraturan, maka diperlukan modifikasi yaitu pasungan dengan teknik jepit untuk mengarahkan pertumbuhan daun dan jarak antar daun akan menjadi sama. Teknik jepit ini menggabungkan bambu yang keras dengan styrofoam yang lembut agar daun sansevieria tidak terluka. Styrofoam berada di bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan daun sedang bambu di bagian luar sebagai penyangga. Bisa juga digunakan bahan lain.

PERBANYAKAN
Sansevieria dapat diperbanyak secara generatif dengan perkawinan bunga untuk mendapatkan hybrid baru tetapi memerlukan waktu yang lama dalam pembungaan dan pemasakan biji. Selain itu, perbanyakan dapat pula dilakukan secara vegetatif, cara ini yang sering banyak dilakukan. Diantaranya adalah dengan pisah anakan, stek daun, potong pucuk, cacah daun, cabut pucuk, stek rimpang, dan kultur jaringan.
1. Pisah anakan merupakan cara konvensional. Anakan dipisah setelah 2-4 bulan. Pada bagian yang terpotong diolesi fungisida dan zat perangsang akar, setelah ditanam disimpan di tempat teduh.
2. Stek daun dapat dilakukan pada daun yang tua. Stek daun mampu menghasilkan anakan yang berbeda dengan induknya. Pada jenis sansevieria yang memiliki kombinasi warna kuning dan hijau, perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan anakan berdaun hijau. Daun dipotong 5-10 cm yang dicelupkan kedalam zat perangsang akar, ditanam 1-1,5 cm disiram dan ditempatkan di tempat teduh. Tunas anakan muncul setelah berumur 3-4 bulan.
3. Potong pucuk untuk sansevieria berdaun pendek dengan daun minimal 12 daun, dengan memotong pucuk minimal 3-4 daun dan dijaga agar daun satu dengan lainnya tetap melekat, dioles fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam, disimpan ditempat yang teduh. Selang 1 bulan akan keluar 2-3 anakan.
4. Cacah daun dilakukan dengan cara memotong-motong daun sansevieria dalam ukuran kecil yaitu 5 cm dan jumlah yang banyak. Bagian daun mulai dari ujung sampai ke pangkal digunakan untuk perbanyakan. Setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun maka anakan siap dipisah.
5. Teknik cabut pucuk cocok untuk sansevieria berdaun renggang. Caranya dengan mencabut daun termuda dengan menggunakan tangan, 1 bulan akan keluar 1-3 anakan.
6. Stek rimpang dilakukan dengan memotong-motong rimpang yang tua, setiap potongan harus memiliki satu mata tunas, diolesi fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam.
7. Metode kultur jaringan digunakan untuk melestarikan jenis sansevieria yang langka dan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat. Eksplan yang biasa digunakan adalah tunas pucuk, tunas lateral pada bonggol atau pucuk rimpang.

REPOTTING
Repotting dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak stress, goncangan dihindari seminimal mungkin, apabila ada bagian tanaman yang patah diolesi fungisida, akar yang membusuk dipotong, apabila tanaman yang dipindah telah mempunyai anakan maka anakan harus telah mempunyai 5-6 helai daun untuk mengurangi resiko kematian kemudian disiram, penyiraman selanjutnya dilakukan 3 hari kemudian.

                                                        ( dari berbagai sumber)

Kamis, 26 Januari 2012

SANSEVIERIA

Sejarah Sansevieria
Sansevieria atau yang dikenal dengan sanse yang masuk dalam family agavaceae merupakan tanaman yang tumbuh menahun (perennial). Sejarah menerangkan sanse berasal dari Afrika, India dan Asia. Adalah Caspar Commelia, seorang botani asal Belanda yang berjasa mengenalkan sanse di luar habitat aslinya. Sanse banyak mengalami perubahan penggolongan genus. Nama sansevieria sendiri diambil dari nama bangsawan Italia, Prince of Raimond de Sangrio de Sanseviero. Sampai akhirnya ditetapkannya nama Sansevieria pada tahun 1905 dalam Vienna Congress of Botanical Nomenclature di Austria.


Spesies Sansevieria
Sanse memiliki sekitar 200 lebih spesies dari seluruh penjuru dunia dan ratusan lain adalah hybrid yang berhasil dikembangkan oleh penggemarnya. Spesies tersebut digolongkan kedalam 2 golongan, Trifasciata dan Non Trifasciata atau bisa dikatakan berdaun pipih dan non pipih. Non Trifasciata sendiri masih dibagi lagi ke dalam dua kelompok lagi diantaranya fariata dan cylindrica. Fariata adalah jenis sansevieria dengan daun pipih berkarakter doff / tidak berkilat dan kasar. Yang termasuk jenis ini adalah: Sansevieria Masoniana, Sansevieria Kirkii, Sansevieria Aothopica, Sansevieria Horwood, dan sebagainya. Cylindrica adalah sansevieria dengan karakter daun bulat dan mempunyai kanal ditengahnya. Yang termasuk jenis ini contohnya adalah: Sansevieria Stuckii, Sansevieria Tom Grombley, Sansevieria Base Ball, Sansevieria Kenya Hyaicint, dan sebagainya. Kultivar sanse yang dari Indonesia sendiri adalah Javanica. Beberapa jenis lain yang kini lagi digandrungi hobies adalah Koko, Silver Blue, Doris Pfenig, beberapa jenis Lavranos, Johannesburg, dan masih banyak lainnya selain yang variegata (mengalami kelainan warna dengan tanda berupa garis atau full warna kuning dan putih pada daun.
Sansevieria kenya hyacinth Varigata (manggis 419)

Aneka Guna Sansevieria
Sanse selain indah dipandang mata, ternyata memiliki banyak sekali kegunaan terutama bagi kesehatan. Tak heran penggemar sanse semakin bertambah kian hari meski hobby tanaman tak seramai beberapa tahun lalu. Sansevieria yang kini harganya turun drastis tak membuat pecinta fanatiknya pindah ke lain hati. Terbukti pada beberapa daerah masih sering diadakan kontes. 
Lalu apa saja manfaat sanse bagi kehidupan manusia? Serat nya dimanfaatkan untuk membuat benang, jala, topi, keranjang, tali, mouthbow (alat musik tradisional Afrika) dan bahan baku kain. Pulp daun dapat dipakai sebagai bahan pembuat kertas. Parfum yang kita nikmati keharumannya, ternyata salah satu bahannya adalah ekstrak bunga sansevieria. Untuk kesehatan, daun sanse lah yang mampu bertugas sebagai obat. Pada jaman dahulu daun sanse digunakan sebagai bahan racikan racun. Pada masa kini, penelitian tentang sanse terus berkembang dan menemukan bahwa selain sebagai racun sanse juga bisa sebagai antiseptik, bahan obat (wasir, sakit gigi, diabetes, kanker, dsb), sebagai tonik penyegar, penghambat karat pada aluminium dan airfreshener (antipolutan).
manggis 419

Kandungan Sansevieria
Sebenarnya apa kandungan sanse sehingga nampak begitu berguna? Tiap helai daun sanse terdapat senyawa aktif pregnane glykoside yang mengurai 107 senyawa berbahaya seperti benzena, kloroform, xylen, formaldehida, dan triklorotilen yang ditimbulkan oleh polusi dari asap rokok, tinta, kayu, minyak, limbah plastik, asap bahan bakar, kertas dan produk pembersih domestik, menjadi senyawa asam organik, gula dan senyawa asam amino. Mampu meneyerap radiasi dari alat-alat elektronik seperti komputer, TV dan lainnya. Berdasar penelitian NASA, selembar daun sanse bisa menyerap formaldehida 0,938 gr/jam. Pengaplikasiannya cukup letakkan 4-5 daun sanse dewasa pada ruangan seluas 100m2. Perlu diketahui bahwa formaldehida adalah zat berbahaya yang beredar di udara yang dapat menyebabkan Sick Building Syndrome (SBS) yaitu sakit kepala, iritasi mata, badan cepat letih, perut terasa kembung, hidung berair, tenggorokan gatal, kesulitan dalam berkonsentrasi, kulit terasa kering serta batuk kering yang tidak kunjung sembuh. 

Pengembangan Biakan Sansevieria
Pengembang biakan sanse biasanya dapat dilakukan melalui anakan, stek daun, penyilangan bunga dan melalui proses laboratorium atau lebih dikenal proses kultur jaringan. Dengan media tanam berupa campuran pasir, pupuk kompos, dan arang sekam, dengan perbandingan kira-kira 3:1:1, dapat dipastikan sanse akan tumbuh subur dan kalau anda beruntung, anda akan menemukan anakan variegata.
Sanse yang memang spesies gurun, sangat memerlukan sinar matahari penuh dan tidak membutuhkan banyak air. Untuk itu campuran media dengan banyak pasir sangat diperlukan agar tempat tumbuh sanse poros atau tidak menampung air. Pupuk kompos dan arang sekam diperlukan agar unsur hara tetap didapatkan. Penyiramannya pun juga tidak terlau sering, cukup tiga kali sehari dalam kondisi panas dan seminggu sekali saat  musim penghujan.
Tetapi sanse juga bisa dijadikan indoor plant (tanaman dalam ruang) dengan sifatnya yang bandel tersebut. Cukup letakkan sanse di pot cantik, jadilah sanse indoor plant yang tak hanya mampu menyegarkan mata tetapi juga menyerap radiasi alat-alat elektronik dan polusi. Cukup seminggu sekali dikeluarkan untuk bermandi matahari dan disiram cukup air. Setelah kering sanse bisa dimasukkan kembali ke dalam rumah. Membawa sanse sangat mudah. Cabut saja dari medianya, bersihkan dengan air dan bungkus koran bekas. Sanse siap dibawa kemanapun. Praktis kan.
Sansevieria Lavranos 2395 (manggis 419)


Komunitas Sansevieria
Di Indonesia komunitas Sanse tidak berkurang bahkan bertambah. Hampir di tiap kota memeliki Komunitas Sanse, di Bondowoso Jawa Timur  para penggemar Sanse bergabung dalam PSB ( Paguyuban Sansevieria Bondowoso) .Sekretariat jl. dr. Sotomo II/419 Bondowoso

( dari berbagai sumber)
  • Digg

SEJARAH BURUNG KENARI

burung kenari (serinus Canaria) merupakan burung asli Kepulauan Canary di samudera atlantik di sebelah barat laut pesisir afrika (maroko dan sahara barat). Kepulauan ini termasuk kedalam wilayah spanyol dan merupakan salah satu kominitas otonomi daerah itu.
Burung kenari pertama kali ditemukan oleh penjelajah perancis, Jean de Bethencourt di kepulauan tersebut pada tahun 1402. Terkesan karena keindahan bulu dan kemerduan suaranya, Jean de Bethencourt dan Henry the navigator membawa burung kenari liar ke Portugal dan Inggris.
Hingga 1495 canary telah jatuh ketangan spanyol dan sejak itu bangsa spanyol menguasai perdagangan kenari. Namun selanjutnya bangsa italia yang mengembangkan kenari dan mengekspornya ke berbagai negara Eropa seperti Jerman, Inggris dan Rusia.
Keanekaragaman burung kenari yang sekarang merupakan perkembangan keturunan kenari liar yang bernama latin Serinus Canaria.
Banyaknya jenis burung kenari ini dipengaruhi kondisi alam atau karena kawin silang yang terjadi sejak lima abad yang lalu. Dalam perkembangannya kenari telah banyak diimpor dan dikembangbiakkan di berbagai negara, termasuk indonesia.
Selain itu burung kenari yang ada saat ini merupakan hasil rekayasa genetik yang dilakukan oleh para penyuka burung kenari selama berabd-abad lamanya. Karena itu saat ini sudah tidak ada burung kenari yang asli dari alam bebas.
Dengan rekayas genetika yang dilakukan oleh para pecinta burung kenari ini, terutama dari negara-negara eropa, burung kenari telah bermutasi, dan telah dihasilkan berbagai macam burung kenari baru.
Contohnya bangsa jerman mengembangkan burung kenari jenis baru yang diberi nama German Hartz Roller canary(harzer Roller). Burung kenari ini juga biasa disebut kenari Harzer karena banyak dikembangbiakkan di pegunungan hartz.
Belgia sebagai negara tetangga jerman juga berhasil mengembangkan burung kenari penyanyi bersuara merdu sebagai jenis yang paling di segani diarena kontes burung kenari penyanyi karena suaranya yang merdu dan memiliki sekitar 17 ragam suara. Burung kenari ini disebut Belgian Waterslager atau malinois, yang terkenal sebagai burung kenari penyanyi yang bersuara merdu.
Selain untuk dinikmati kemerduan kicauannya, burung kenari juga pernah digunakan dalam sistem peringatan dini untuk mendeteksi gas beracun, seperti karbondioksida, didalam penambangan batubabara di
Britania Raya. Namun penggunaan kenari dipertambangan akhirnya dihapuskan dan baru berakhir pada tahun 1986.
Jenis kenari lain yang berhasil di kembangkan di Eropa, diantaranya YorkShire, Border, Lizard, dan Gloster.
Negara-negara di luar eropa yang berhasil menciptakan jenis baru adalah
- Amerika Serikat dengan American Singr Canary
- Iran dengan Persian Canary
- Rusia dengan Russian singer Canary
Sedangkan indonesia termasuk negara penggemar kenari yang belum berhasil menciptakan jenis atau strain kenari khas indonesia.
Di indonesia burung kenari sudah lama dikenal dan penggemarnya sudah banyak mengawinsilangkan kenari yang bersuara merdu. Namun belum berani menampilkan jenis kenari hasil silangan yang menjadi ciri khas indonesia, seperti layaknya iran yang terkenal dengan kenari
Persia-nya.
Dari hasil pengamatan hanya ada beberapa yang mampu menghasilkan jenis baru yang lebih unggul baik dari segi bentuk maupun suaranya.
Inipun jarang sekali untuk dapat mempertahankan sampai
keturunan berikutnya. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi keduanya.
Di Indonesia, menghasilkan kenari jenis yang baru hanya sebatas uji coba, tidak seperti yang dilakukan orang eropa yang dapat menghasilkan jenis baru dan mempertahankan jenis baru tersebut sampai keturunan berikutnya.
Sebagian penggemar kenari di indonesia mencoba melakukan kawin silang antara beberapa jenis kenari. namun, hanya sebatas mencari keturunan bersuara bagus atau mudah dididik untuk diisi dengan suara burung lain, hal ini mungkin karena sebai besar pemain kenari indonesia adalah pemain lapangan yang mengutamakan kualitas suaranya.